JURNAL SISTEM INFORMASI

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
CRITICAL REVIEW JURNAL
Telaah kritis Artikel Jurnal

Outsourcing : Suatu solusi Pengembangan Sistem Informasi Sumber Daya Informasi di Masa Depan

I. Latar Belakang

Pemanfaatan teknologi informasi manjadi suatu keharusan yang tidak dapat dihindarkan oleh setiap perusahaan yang ingin menempatkan dirinya pada posisi paling depan dalam suatu industri. Terkait dengan hal ini, pengelolaan sumber daya informasi memegang peranan yang sangat penting untuk mjenunjang suksesnya sebuah bisnis. Dalam sebuah perusahaan, pengelolaan sumber daya informasi biasanya disebut dengan Sistem Informasi Sumber daya Informasi (Information Resources Information System).

Sistem ini merupakan bagian dari sistem informasi yang bertanggung jawab untuk mengidentifikasi kebutuhan informasi, memproses, serta menyediakan informasi dalam format tepat yang akan dipergunakan dalam proses pengambilan keputusan. Proses mengidentifikasi berarti sisitem harus dapat menentukan masalah yang dihadapi perusahaan, keputusan yang akan dibuat oleh oleh para pengambil keputusan dan informasi apa yang harius disediakan untuk memecahkan masalah tersubut.

Proses ini harus dapat menentukan data yang dibutuhkan, diamna, bagaimana, dan dengan metode apa data tersebut diperoleh serta bagaimana menentukan proses dan metode yang paling tepat yang akakn dipergunakan dan berapa lama proses harus diselesaikan.

Faktor yang paling penting didalam pengelolaan sumberdaya informasi adalah bagaimana mengembangkan Sistem Informasi Sumber daya Informasi yang akan dipergunakan, hal ini berarti kita menetukan bagaimana bentuk sistem yang dibutuhkan, dalam arti kata kebutuhann akan perangkat keras, perangkat lunak dan pelaksana serta SOP (Standard Operating Procedures) yang akan dipergunakan. Ada berbagai pendekatan yang dapat dipergunakan dalam proses pengembangan sistem informasi ini, diantaranya :
1. System Development Life Cycle (SDLC)
Digunakan untuk menjelaskan siklus kehidupan suatu system informasi (Hoffer and Valavicich, 2002). Proses pengembangan suatu sistem informasi dimualia dari proses pembuatan rencana kerja yang akan dilakukan, melakukan analisis terhadap rencana sistem yang akan dibuat, mendesain sistem, dan mengimplementasikan sistem yang telah disusun serta melakukan evaluasi terhadap jalannya sistem yang telah disusun (Bodnar, 2001).
2. Prototyping
Sistem dapat dikembangkan lebih sempurna karena adanya hubungan kerjasama yang erat antara analis dengan pemakai sedangkan kelemahan tekkik ini adalah tidak begitu mudah untuk dilaksanakan pada sistem yang relatif besar.
3. Rapid Application Development
Pendekatan ini memerlukan keikutsertaan user dalam proses desain sehingga mudah untuk melakukan implementasi. Kelemahannya, sistem mungkin terlalu sulit untuk dibuat dalam waktu yang singkat yang pada akhirnya akan mengakibatkan kualitas sistem yang dihasilkan menjadi rendah.
4. Object Oriented Analysis and Development
Integrasi data dan pemrosesan selama dalam proses desain sistem akan menghasilkan sistem yang memiliki kualitas yang lebih baik serta mudah untuk dimodifikasi. Namun, metode ini sulit untuk mendidik analis dan programmer sistem dengan menggunakan pendekatan object oriented serta penggunaan modul yang sangat terbatas.

II. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam jurnal yang kami bahas adalah :
1. Permasalahan dan tantangan apa saja yang dihadapi dalam pengembangan Sistem Informasi Sumberdaya Informasi ?
2. Alternatif apa yang paling sesuai untuk diterapkan sebuah organisasi dalam mengembangkan sistem informasinya dan pertimbangan-pertimbangan apa saja yang mendorong penulis untuk memilih alternatif tersebut ?



III. Pembahasan Oleh Penulis Jurnal

1. Permasalahan dan tantangan yang dihadapi dalam pengembangan Sistem Informasi Sumberdaya Informasi.

Dalam mengembangkan sebuah sistem informasi, permasalahn dan tantangan yang sering muncul adalah siapa yang akan melaksanakan proses pengembangan tersebut. Di sini, pihak perusahaan dihadapkan pada beberapa alternatif yaitu (Kaplan, 1995) :
1. Merancang/membuat sendiri sistem informasi yang dibutuhkan dan menentukan pelaksana sistem informasi. Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam alternatif ini adalah :
o Terbatasnya pelaksana sistem informasi
o Kemampuan dan penguasaan pelaksana sistem informasi
o Beban kerja pelaksana sistem informasi
o Masalah yang mungkin akan timbul dengan kinerja pelaksana sistem informasi.
2. Perusahaan membeli paket sistem informasi yang sudah jadi
Pihak perusahaan cukup membeli beberapa paket sistem aplikasi yang siap pakai, karena paket aplikasi tersebut dibuat oleh vendor yang memiliki spesialisasi dibidang sistem aplikasi. Adapun tahapan yang harus dilakukan dengan alternatif ini adalah :
o Identifikasi kebutuhan, pemilihan, dan perencanaan sistem
o Analis sistem
o Mengembangkan permohonan suatu proposal
o Evaluasi proposal
o Pemilihan vendor
1. Meminta orang lain untuk melaksanakan proses pengembangan sistem informasi (outsourcing) termasuk pelaksana sistem informasi.
Pihak perusahaan menyerahkan tugas pengembangan dan pelaksanaan serta maintanance sistem kepada pihak ketiga. Beberapa faktor yang menyebabkan perlunya outsourcing diantaranya :
o Masalah biaya dan kualitas sistem informasi yang akan dipergunakan
o Masalah kinerja sistem informasi
o Tekanan dari para vendor yang menawarkan produk mereka
o Penyederhanaan, perampingan, dan rekayasa sistem informasi
o Masalah keuangan perusahaan
o Budaya perusahaan
o Tekanan dari pelaksana sistem informasi.
1. End User Development
Faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan alternatif ini adalah kemampuan yang harus dimiliki pelaksana sistem informasi. Pelaksana harus mengembangkan sendiri aplikasi yang mereka butuhkan seperti menggunakan Microsoft Excell dan Microsoft Access. Manfaat yang dapat diperoleh dari alternatif ini adalah :
o Penghematan biaya
o Waktu pengembangan sistem informasi yang singkat
o Mudah untuk melakukan modifikasi
o Tanggung jawab pelaksana sistem informasi yang lebih besar
o Mengurangi beban kerja pelaksana sistem informasi.

2. Alternatif apa yang paling sesuai untuk diterapkan sebuah organisasi dalam mengembangkan sistem informasinya dan pertimbangan-pertimbangan apa saja yang mendorong penulis untuk memilih alternatif tersebut ?

Pemilihan alternatif pengembangan sistem informasi yang tepat merupakan suatu keharusan bagi suatu organisasi. Kesalahan di dalam pemilihan alternatif akan menyebabkan investasi yang telah dilakukan serta waktu yang terpakai akan menjadi sia-sia. Outsourcing, sebagai salah satu alternatif pengembangan sistem informasi sumber daya informasi dipilih sebagai alternatif yang paling sesuai untuk diterapkan perusahaan. Kekuatan alternatif ini adalah pihak perusahaan tidak usah terlalu dipusingkan dengan masalah sistem informasi mereka. Perusahaan hanya bertanggung jawab untuk menyediakan dana yang dibutuhkan.

Masalah mengenai hardware, sofware, dan maintenance sistem merupakan tanggung jawab pihak vendor. Pilihan dilakukannya outsourcing oleh suatu perusahaan pada intinya desebabkan semakin meningkatnya kegiatan bisnis suatu perusahaan pada satu sisi dan adanya keterbatasan SDM internal dari segi kuantitas maupun knowledge untuk mengatasi secara baik (efektif dan efisien) meningkatnya kegiatan bisnis tersebut.

Beberapa permasalahan yang sering timbul dengan dipilihnya outsourcing adalah perusahaan menghadapi keresahan terhjadap karyawan, khususnya adanya rasa takut kehilangan pekerjaan yang dihadapai oleh karyawan yang sering memicu terjadinya kemaraha yang pada akhirnya akan mengganggu moral bekerja mereka, sehingga pihak manajemen perlu mengkomunikasikannya secara baik dan berterus terang atas apa yang sedang dihadapi perusahaa dan kenapa diambil langkah-langkah outsourcing.

Untuk menjaga terjadinya keresahan karyawan, proses outsourcing beberapa perusahaan membuat langkah transisi untuk meniolong karyawan, misalnya jauh sebelum outsourcing diputuskan maka secara rinci dikomunikaxsikan dalam beberapa pertemuan untuk staff di bagian IT, sehingga ketika outsourcing diberlakukan para staff mengerti benar betapa pentingnya keahlian dan teknologi baru bagi perusahaan, mereka di dorong untuk memperoleh keahlian baru dibawah inisiatif perusahaaan yang dikenal dengan moto”Know IT Now or No It”

Berbagai pertimbangan yang mendorong penulis untuk memilih Outsourcing sebagai alternatif terbaik dalam mengembangkan Sistem Informasi Sumberdaya Informasi adalah sebagai berikut :
1. Biaya pengembangan sistem sangat tinggi
2. Resiko tidak kembalinya investasi yang dilkukan sangat tinggi
3. Ketidakpastian untuk mendapatkan sistem yang tepat sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan
4. Faktor waktu/kecepatan
5. Proses pembelajaran pelaksana sistem informasi membutuhkan jangka waktu yang cukup lama
6. Tidak adanya jaminan loyalitas pekerja setelah bekerja cukup lama dan terampil.

Kunci utama dalam kesuksesan outsourcing adalah pemilihan vendor yang tepat (choose the right vendor) karena outsourcing merupakan kerjasama jangka panjang sehingga penunjukkan vendor yang tepat sebagai mitra perusahaan menjadi sangat krusial baik dari pertimbangan aspek teknologi, bisnis, maupun tujuan finansial. Berdasarkan hal tersebut, perusahaan dituntut untuk dapat memahami dasar pertimbangan dalam pemilihan vendor. Faktor-faktor yang harus diperhatikan antar lain :
o Pengetahuan/kemampuan dalam industri yang dibidanginya (Industry Knowledge)
o Kemampuan teknis
o Kemampuan keuangan
o Kemampuan dalam menyampaikan infrastruktur jasa yang dikelolanya.

IV. Rekomendasi

Sistem informasi dan organisasi merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Sistem informasi harus disesuaikan dengan organisasi agar dapat menyediakan informasi yang dibutuhkan pada suatu bagian tertentu yang penting pada organisasi. Pada saat yang sama, organisasi harus waspada dan terbuka terhadap pengaruh sistem informasi supaya mendapat keuntungan dari teknologi baru.

Interaksi antara teknologi informasi dan organisasi sangat kompleks dan dipengaruhi oleh banyak faktor mediasi yang besar, yaitu struktur organisasi, SOP (Standard Operating Procedures), politik, kultur, lingkungan sekitar, dan keputusan manajemen. Para manajer harus waspada karena sistem informasi mampu mengubah kehidupan organisasi. Sistem informasi tidak bisa sukses merancang sistem baru atau memahami sistem yang sudah ada tanpa memahami organisasi. Para manajer perlu memutuskan sistem apa yang akan dibangun, apa yang akan dikerjakannya, serta bagaimana pengimplementasiaannya.
Secara umum, studi tentang sistem informasi dapat dibagi kedalam dua pendekatan, yakni pendekatan teknis dan pendekatan behavioral. Disebut pendekatan teknis ketika sistem informasi menekankan model berbasis matematika untuk mempelajari sistem informasi, seperti halnya teknologi fisik dan kemampuan formal dari sistem ini. Sedangkan pendekatan behavioral lebih menekankan pada isu perilaku yang muncul dalam pengembangan pemeliharaan sistem informasi jangka panjang. Isu-isu seperti strategi pengintegrasian bisnis, desain, implementasi, pemanfaatan, dan manajemen tidak bisa diselidiki dengan memakai model yang digunakan dalam pendekatan teknis. Definisi teknis dan behavioral dalam organisasi sebenarnya tidaklah saling kontradiksi. Sebaliknya, masing-masing saling melengkapi.

Definisi teknis menjelaskan kepada kita bagaiman beribu-ribu perusahaan dalam pasar kompetitif mengkombinasi modal, tenaga kerja, dan teknologi informasi, sementara model behavioral membawa kita masuk ke dalam masing-masing perusahaan untuk melihat bagaimana teknologi itu mempengaruhi kinerja internal perusahaan.

Sistem informasi itu sendiri pada dasarnya adalah sistem sosioteknis, yaitu sistem yang mengkombinasikan teori-teori pengetahuan komputer, pengetahuan manajemen, dan operasi riset dengan suatu orientasi praktis ke arah pengembangan solusi sistem atas permasalahan nyata dan mengelola sumber-sumber teknologi informasi, serta isu-isu perilaku yanng melingkupi pengembangan, penggunaan, dan dampak sistem informasi yamg disebabkan oleh sosiologi, ekonomi, dan psikologi.

Mengadaptasi sudut pandang sistem sosioteknis membantu mencegah pendekatan dilakukan hanya semata-mata dari sisi pendekatan teknis atas sistem informasi. Sebagai contoh fakta bahwa teknologi informasi dengan cepat menekan biaya dan meningkatkan kekuatan perusahaan tidak perlu diartikan sebagai peningkatan produktivitas dan keuntungan akhir. Mengoptimalkan kinerja sistem secara keseluruhan, baik komponen teknis maupun komponen perilaku perlu diperhatikan. Hal ini berarti teknologi harus diubah dan dirancang sedemikian rupa agar sesuai dengan kebutuhan individu dan organisasi.

Oleh karena itu, alternatif yang sesuai untuk diterapkan bagi tiap perusahaan tentunya berbeda-beda. Satu hal yang perlu diperhatikan ketika kita memilih alternatif terbaik adalah pengimplementasian suatu sistem informasi tidak hanya tergantung pada biaya dan waktu, akan tetapi pengguna dari informasi itu sendiri juga merupakan faktor signifikan dalam pemilihan sistem informasi.

Para manajer tidak bisa mengabaikan sistem informasi sebab sistem informasi memainkan peran penting dalam organisasi kontemporer. Dewasa ini sistem secara langsung mempengaruhi bagaiman para manajer membuat keputusan, merencanakan, dan menngatur karyawan mereka. Disamping itu, sistem juga terus membentuk apa, dimana, bilamana, dan bagaimana produk diproduksi. Oleh karena itu, tangguing jawab terhadap sistem tidak bisa didelegasikan oleh para manajer ke orang lain yang hanya bertugas membuat keputusan teknis.

End User Development, dapat menjadi alternatif yang paling sesuai dalam pengembangan sistem informasi. Kekuatan alternatif ini adalah loyalitas dan pengetahuan pelaksana benar-benar dapat dipertanggungjawabkan sedangkan manfaat yang dapat diperoleh dari alternatif ini adalah :
o Penghematan biaya
o Waktu pengembangan sistem informasi yang singkat
o Mudah untuk melakukan modifikasi
o Tanggung jawab pelaksana sistem informasi yang lebih besar
o Mengurangi beban kerja pelaksana sistem informasi.

Dengan End User Development, sistem informasi dapat dikembangkan sendiri oleh pihak internal perusahaan sesuai dengan tuntutan perkembangan organisasi, selain itu mereka juga memahami permasalahan-permasalahan yang terkait dengan organisasi dan dapat menyediakan informasi apa saja yang dibutuhkan untuk memberikan solusi dari permasalah tersebut, hal ini tidak kita dapatkan ketika kita menggunakan outsourcing dalam pengelolaan sistem informasi, karena pengelola informasi adalah pihak eksternal yang kurang bahkan tidak peka terhadadap kondisi terkini perusahaan.

Pengertian Kualitatif & Kuantitatif dengan ciri-cirinya

METODE PENELITIAN KUALITATIF

1. Pengertian dan Ciri-ciri Penelitian kualitatif
Penelitian kualitatif atau naturalistic inquiry adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati, demikianlah pendapat Bogdan dan Guba, sementara itu Kirk dam Miller mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya. Fraenkel dan Wallen menyatakan bahwa penelitian yang mengkaji kualitas hubungan, kegiatan, situasi, atau material disebut penelitian kualitatif, dengan penekanan kuat pada deskripsi menyeluruh dalam menggambarkan rincian segala sesuatu yang terjadi pada suatu kegiatan atau situasi tertentu.
Bila diperhatikan, definisi di atas nampaknya hanya menggambarkan sebagian kecil dari suatu konsep penelitian kualitatif yang kompleks dan berdimensi banyak, oleh karena itu untuk pemahaman yang lebih utuh mengenai penelitian kulitatif, maka pengetahuan tentang apa ciri-ciri (karakteristik) penelitian kualitatif akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan padu tentang penelitian kualitatif. Untuk itu berikut ini akan dikemukakan berbagai ciri penelitian kualitatif.



Tabel 3.
Ciri- ciri pokok Penelitian Kualitatif
1 Naturalistic inquiry Mempelajari situasi dunia nyata secara alamiah, tidak melakukan manipulasi,; terbuka pada apapun yang timbul.
2 Inductive analysis Mendalami rincian dan kekhasan data guna menemukan kategori, dimensi, dan kesaling hubungan.
3 Holistic perspective Seluruh gejala yang dipelajari dipahami sebagai sistem yang kompleks lebih dari sekedar penjumlahan bagian-bagiannya.
4 Qualitative data Deskripsi terinci, kajian/inkuiri dilakukan secara mendalam.

5 Personal contact and insight Peneliti punya hubungan langsung dan bergaul erat dengan orang-orang, situasi dan gejala yang sedang dipelajari.
6 Dynamic systems Memperhatikan proses; menganggap perubahan bersifat konstan dan terus berlangsung baik secara individu maupun budaya secara keseluruhan
7 Unique case orientation Menganggap setiap kasus bersifat khusus dan khas
8 Context Sensitivity Menempatkan temuan dalam konteks sosial, historis dan waktu
9 Emphatic Netrality Penelitian dilakukan secara netral agar obyektif tapi bersifat empati
10 design flexibility Desain penelitiannya bersifat fleksibel, terbuka beradaptasi sesuai perubahan yang terjadi (tidak bersifat kaku)
(Sumber : Patton : 1990 :40-41)
Setelah mensintesiskan pendapat Bogdan & Biklen dengan pendapat Lincoln & Guba, Moleong mengemukakan sebelas karakteristik penelitian kualitatif yaitu :

1. Latar alamiah (penelitian dilakukan pada situasi alamiah dalam suatu keutuhan)
2. Manusia sebagai alat (Manusia/peneliti merupakan alat pengumpulan data yang utama)
3. Metode kualitatif (metode yang digunakan adalah metode kualitatif)
4. Anslisa data secara induktif (mengacu pada temuan lapangan)
5. Teori dari dasar/grounded theory (menuju pada arah penyusunan teori berdasarkan data)
6. Deskriptif (data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka)
7. Lebih mementingkan proses daripada hasil
8. Adanya batas yang ditentukan oleh fokus (perlunya batas penelitian atas dasar fokus yang timbul sebagai masalajh dalam penelitian)
9. Adanya kriteria khusus untuk keabsahan data (punya versi lain tentang validitas, reliabilitas dan obyektivitas)
10. Desain yang bersifat sementara (desain penelitian terus berkembang sesuai dengan kenyataan lapangan)
11. Hasil penelitiaan dirundingkan dan disepakati bersama (hassil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama antar peneliti dengan sumber data)


sementara itu menurut Nasution ciri-ciri metode kualitatif adalah :
1. Sumber data adalah situasi yang wajar atau natural settting Peneliti sebagai instrumen penelitian
2. Sangat deskriptif
3. Mementingkan proses maupun produk
4. Mencari makna
5. Mengutamakan data langsung
6. Triangulasi (pengecekan data/informasi dari sumber lain)
7. Menonjolkan rincian kontekstual
8. Subyek yang diteliti dipandang berkedudukan sama dengan peneliti
9. Mengutamakan perspektif emik (menurut pandangan responden)
10. Verifikasi (menggunakan kasus yang bertentangan untuk memperoleh hasil yang lebih dipercaya)
11. Sampling yang purposive
12. Menggunakan audit trial (melacak laporan/informasi sesuai dengan data yang terkumpul)
13. Partisipsi tanpa mengganggu
14. Mengadakan analisis sejak awal penelitian
15. Data dikumpulkan dalam bentuk kata-kata atau gambar ketimbang
16. Desain penelitian tampil dalam proses penelitian


Dengan memperhatikan karakteristik penelitian kualitatif yang dikemukakan para ahli sebagaimana dikemukakan di atas, nampaknya lebih bersifat saling melengkapi dan menambah, karakteristik yang dikemukakan oleh Patton lebih bersipat umum yang merupakan ciri-ciri dasar, rumusan Moleong sudah menambahkan hal-hal yang bersipat operasional penelitian, terlebih lagi karakteristik yang dikemukakan oleh Nasution. Dengan variasi semacam ini maka akan lebih mempermudah/memperjelas pemahaman tentang penelitian kualitatif

a. Inkuiri naturalistik
Desain penelitian kualitatif bersifat alamiah dimana peneliti tidak berusaha memanipulasi setting penelitian, kondisi/situasi obyek yang diteliti benar-benar merupakan kejadian, komunitas, interaksi yang terjadi secara alamiah, hal ini dikarenakan metode kualitatif berusaha memahami fenomena-fenomena dalam kejadian alami yang wajar. Menurut Guba inkuiri naturalistik merupakan pendekatan yang berorientasi pada penemuan yang meminimalisir manipulasi peneliti atas obyek penelitian/studi

b. Analisis induktif
Metode kualitatif terutama berorientasi pada upaya eksplorasi, penemuan dengan menggunakan logika induktif . analisis induktif bermakna analisis yang dimulai dengan melakukan observasi spesifik menuju terbentuknya pola umum. Peneliti kualitatif berusaha memahami berbagai hubungan antar dimensi/variabel yang muncul dari data-data yang ditemukan tanpa terlebih dahulu membuat hipotesis sebagaimana umum dilakukan dalam penelitian kuantitatif.

c. Perspektif menyeluruh
Metode kualitatif berusaha memahami fenomena sebagai suatu keseluruhan yang padu dan total. Peneliti kualitatif memandang bahwa keseluruhan itu merupakan suatu sistem yang kompleks tidak sekedar penjumlahan bagian-bagiannya. Pendeskripsian serta pemahaman atas lingkungan sosial (atau lingkungan dalam konteks lainnya) seseorang (informan) merupakan hal yaang sangat penting bagi pemahaman yang menyeluruh atas apa yang diteliti.

d. Data kualitatif
Dalam penelitian kualitatif, data yang dikumpulkan lebih bersifat kualitatif yang mendeskripsikan setting penelitian baik situasi maupun informan/responden yang umumnya berbentuk narasi baik melalui perantaran lisan seperti ucapan/penjelasan responden, dokumen pribadi, catatan lapangan. Berbeda dengan penelitian kuantitatif dimana data yang dikumpulkan merupakan hasil pengukuran atas variabel-variabel yang telah dioperasionalkan (umumnya brbrntuk angka-angka)

e. Kontak personal
Metode kualitatif mensyaratkan perlunya kontak personal secara langsung antara peneliti dengan orang-orang dan lingkungan yang sedang diteliti. Perlunya kontak langsung secara personal adalah guna memahami secara personal realitas yang terjadi dalam kehidupan wajar sehari-hari, sehingga peneliti dapat mengerti dan memahami bagaimana orang-orang mengalami, memahami dan menghayati realitas yang terjadi.

f. Sistem yang dinamis
Setting penelitian merupakan sesuatu yang dinamis, dan selalu berubah baik secara individual maupun budaya secara keseluruhan. Perhatian utama peneliti kualitatif adalah menggambarkan dan memahami proses dinamika yang terjadi, karena fenomena-fenomena yang terjadi saling berkaitan dan saling mempengaruhi secara dinamis dalam suatu sistem yang menyeluruh.

g. Berorientasi pada kasus yang khas
Kedalaman metode kualitatif secara tipikal bermula dari kasus-kasus kecil yang menarik sesuai dengan tujuan penelitian. Pentingnya studi kasus ini terutama bila seseorang memerlukan pemahaman atas orang-orang yang istimewa, masalah-masalah khas atau situasi-situasi yang unik secara lebih mendalam.

h. Sensitif pada konteks
Temuan-temuan dalam penelitian kualitatif selalu ditempatkan sesuai dengan konteksnya, baik konteks sosial, konteks historis, maupun konteks waktu, ini berarti bahwa suatu temuan akan banyak bermakna atau akan memberikan makna yang lebih mendalam bila dilihat dalam konteksnya sendiri-sendiri, oleh karena itu peneliti harus peka dalam memahami konteks suatu temuan penelitian.


i. Netralitas yang empati
Obyektivitas yang sempurna adalah tidak mungkin, subyektivitas murni akan merusak keterpercayaan, untuk itu dalam penelitian kualitatif seorang penelity diharapkan bersifat netral tapi empati, kenetralan merupakan upaya untuk menjaga obyektivitas, sedangkan sikap empati perlu ada mengingat peneliti kualitatif melakukan kontak personal secara langsung dengan sumber-sumber data (informan)

j. Desain yang lentur
Desain penelitian dalam metode kualitatif tdak bersifat kaku, dia biasa mengadaptasi perubahan sejalan dengan perkembangan yang terjadi dalam kegiatan penelitian, oleh Karena itu dalam penelitian kualitatif desain secara parsial bisa muncul pada saat penelitian sedang berlangsung.




















METODE PENELITIAN KUANTITATIF


Metode kuantitatif dan kualitatif berkembang terutama dari akar filosofis dan teori sosial abad ke-20. Kedua metode penelitian di atas mempunyai paradigm teoritik, gaya, dan asumsi paradigmatik penelitian yang berbeda. Masing-masing memuat kekuataan dan keterbatasan, mempunyai topik dan isu penelitian sendiri, serta menggunakan cara pandang berbeda untuk melihat realitas sosial.
Penelitian pada hakikatnya adalah berusaha mendapatkan informasi tentang sistem yang ada (dan beroperasi) pada obyek yang sedang diteliti, maka peneliti perlu menentukan cara menemukan informasi tentang sistem yang sedang dicari itu. Cara menemukan informasi itulah yang bervariasi baik dengan menggunakan metode kuantitatif, kualitatif maupun menggabungkan dari kedua metode tersebut. Perbedaan yang berawal dari paradigma pengetahuan yang berbeda itu nampak pada praktek kegiatan penelitiannya, yaitu dalam penentuan tujuan (masalah), penentuan macam data yang dicari, penentuan sumber data, penentuan instrumen pengumpul data, kegiatan pengumpulan dan analisis data.

A. PENELITIAN KUANTITATIF
Metode kuantitatif berakar pada paradigma tradisional, positivistik, eksperimental atau empiricist. Metode ini berkembang dari tradisi pemikiran empiris Comte, Mill, Durkeim, Newton dan John Locke. “Gaya” penelitian kuantitatif biasanya mengukur fakta objektif melalui konsep yang diturunkan pada variabel-variabel dan dijabarkan pada indikator-indikator dengan memperhatikan aspek reliabilitas. Penelitian kuantitatif bersifat bebas nilai dan konteks, mempunyai banyak “kasus” dan subjek yang diteliti, sehingga dapat ditampilkan dalam bentuk data statistik yang berarti. Hal penting untuk dicatat di sini adalah, peneliti “terpisah” dari subjek yang ditelitinya.
Pada hakikatnya setiap penelitian kuantitatif dalam ilmu-ilmu sosial menerapkan filosofi yang disebut deducto hipothetico verifikatif artinya, masalah penelitian dipecahkan dengan bantuan cara berpikir deduktif melalui pengajuan hipotesis yang dideduksi dari teori-teori yang bersifat universal dan umum, sehingga kesimpulan dalam bentuk hipotesis inilah yang akan diverifikasi secara empiris melalui cara berpikir induktif dengan bantuan statistika inferensial.
Pengamatan kuantitatif melibatkan pengukuran tingkatan suatu ciri tertentu. Untuk menemukan sesuatu dalam pengamatan, pengamat harus mengetahui apa yang menjadi ciri sesuatu itu. Untuk itu pengamat mulai mencatat atau menghitung dari satu, dua, tiga dan seterusnya.
Berdasarkan pertimbangan dangkal demikian, kemudian peneliti menyatakan bahwa penelitian kuantitatif mencakup setiap penelitian yang didasarkan atas perhitungan persentase, rata-rata dan perhitungan statistik lainnya. Dengan kata lain, penelitian kuantitatif melibatkan diri pada perhitungan atau angka atau kuantitas. Hasil analisis kuantitatif cenderung membuktikan maupun memperkuat teori-teori yang sudah ada.




Ciri-ciri penelitian kuantitatif:
1. Asumsi
Asumsi ontologis: realitas bersifat objektif dan singular terpisah dari peneliti; peneliti independen dari yang diteliti (asumsi epistemologis), bebas nilai dan menghindarkan bias (asumsi aksiologis); formal, berdasar definisi, impersonal dan menggunakan bahasa kuantitatif (asumsi retoris); proses deduktif, sebab akibat, desain statis kategori membatasi sebelum studi, bebas konteks, generalisasi mengarah pada prediksi, eksplanasi dan pemahaman, akurasi dan reliabilitas melalui validitas dan reliabilitas (asumsi metodologis).
Penelitian kuantitatif memiliki ciri khas berhubungan dengan data numerik dan bersifat obyektif. Fakta atau fenomena yang diamati memiliki realitas obyektif yang bisa diukur. Variabel-variabel penelitian dapat diidentifikasi dan interkorelasi variabel dapat diukur. Peneliti kuantitatif menggunakan sisi pandangannya untuk mempelajari subyek yang ia teliti (etik). Keunggulan penelitian kuantitatif terletak pada metodologi yang digunakan.
2. Tujuan penelitian
Penelitian kuantitatif memiliki tujuan menjeneralisasi temuan penelitian sehingga dapat digunakan untuk memprediksi situasi yang sama pada populasi lain. Penelitian kuantitatif juga digunakan untuk menjelaskan hubungan sebab-akibat antar variabel yang diteliti, menguji teori, mencari generalisasi yang mempunyai nilai prediktif.
3. Pendekatan
Penelitian kuantitatif dimulai dengan teori dan hipotesis. Peneliti Peneliti menggunakan teknik manipulasi dan mengkontrol variabel melalui instrumen formal untuk melihat interaksi kausalitas. Peneliti mencoba mereduksi data menjadi susunan numerik selanjutnya ia melakukan analisis terhadap komponen penelitian (variabel). Penarikan kesimpulan secara deduksi dan menetapkan norma secara konsensus. Bahasa penelitian dikemas dalam bentuk laporan.
4. Peran peneliti
Dalam penelitian kuantitatif, peneliti secara ideal berlaku sebagai observer subyek penelitian yang tidak terpengaruh dan memihak (obyektif).
5. Pendekatan kuantitatif lebih menitikberatkan pada frekwensi tinggi
6. Kebenaran dari hasil analisis penelitian kuantitatif bersifat nomothetik dan dapat digeneralisasi.
7. Penelitian kuantitatif menggunakan paradgma positivistik-ilmiah. Segala sesuatu dikatakan ilmiah bila dapat diukur dan diamati secara obyektif yang mengarah kepada kepastian dan kecermatan (Sunarto, 1993: 3). Karena itu, paradigma ilmiah-positivisme melahirkan berbagai bentuk percobaan, perlakuan, pengukuran dan uji-uji statistik.
8. Penelitian kuantitatif sering bertolak dari teori, sehingga bersifat reduksionis dan verifikatif, yakni hanya membuktikan teori (menerima atau menolak teori).
9. Penelitian kuantitatif khususnya eksperimen, dapat menggambarkan sebab-akibat. Peneliti seringkali tertarik untuk mengetahui: apakah X mengakibatkan Y? atau, sejauh mana X mengakibatkanY? Jika peneliti hanya tertarik untuk mengetahui pengaruh X terhadap Y, penelitian eksperimen akan mengendalikan atau mengontrol berbagai variabel (X1, X2, X3 dan seterusnya) yang diduga akan berpengaruh terhadap Y. Kontrol dilakukan sedemikian rupa bukan hanya melalui teknikteknik penelitian melainkan juga melalui analisis statistik.
10. Mengenai waktu pengumpulan dan analisis data sudah dapat dipastikan. Peneliti dapat menentukan berbagai aturan yang terkait dengan pengumpulan data; jumlah tenaga yang diperlukan; berapa lama pengumpulan data akan dilakukan; dan jenis data yang akan dikumpulkan sesuai hipotesis yang dirumuskan. Hal ini sejalan dengan instrumen yang sudah baku dan sudah dipersiapkan. Demikian halnya model analisis data, uji-uji statistik, dan penyajian data – termasuk tabel-tabel yang akan dipergunakan — sudah dapat ditentukan.

DAFTAR RUJUKAN

- Musianto L.S, Perbedaan Pendekatan Kuantitatif dengan Pendekatan Kualitatif dalam Metode Penelitian, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan Vol. 4, No. 2, September 2002: 123 -136
- Somantri G.R, Memahami metode Kualitatif, Makara Sosial Humaniora, Volume 9, No.2 Desember 2005, 57-65
- Sofyani I, Rangkuman hakekat penelitian kuantitaitf, kualitatif dan penelitian tindakan (action research) http://www.imansofyani.co.cc/Penelitian/penelitian1.pdf
- Sugiyono, Metode penelitian bisnis
- Strauss and Corbin, Basics of Qualitative Research: Grounded Theory Procedures and Technique, Newbury Park, Sage Publication, 1990
- Bungin, B. 2007. Penelitian Kualitatif. Prenada Media Group: Jakarta.
- Bungin, B. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. PT Rajagrafindo Persada: Jakarta.
- Creswell, J. W. 1998. Qualitatif Inquiry and Research Design. Sage Publications, Inc: California.
- http://adejuve.wordpress.com/tag/metode-penelitian/

Pascal Bilangan

program penyeleksian_bilangan;
uses wincrt;
var bil:integer;

begin
writeln('MENENTUKAN JENIS BILANGAN');
writeln('_________________________');
write('Masukan angka: ');readln(bil);
if ((bil=1)or (bil=9))then
write(bil , ' merupakan bilangan ganjil')
else
if (bil mod 2=1)then
write(bil , ' merupakan bilangan ganjil dan prima')
else
if ((bil mod 2<>0) and (bil mod 3<>0)and (bil mod 5<>0) and (bil mod 7<>0))then
write(bil,' merupakan bilangan prima')
else
if (bil=2) then
write(bil , ' merupakan bilangan genap dan prima')
else
if (bil mod 2=0) then
writeln(bil , ' merupakan bilangan genap');
end.

PENGERTIAN DBMS

PENGERTIAN DBMS
Database adalah kumpulan file-file yang berhubungan yang telah diatur. Database yang besar diguakan untuk tujuan tertentu karena menawarkan sumber daya yang luar biasa yang hingga saat ini tidak tersedia bagi kebanyakan pengguna komputer pada umumnya.
DBMS (Database Management System), adalah sebuah perangkat lunak yang ditulis khususnya untuk mengontrol struktur sebuah database dan mengakses data. Dalam DBMS, pergantian alamat hanya boleh dimasukkan sekali, dan informasi yang di-update akan tersedia dalam sembarang file yang sesuai.
Keuntungan dari Database Management System adalah:
Pengulangan Data Berkurang
Pengulangan data atau repetisi berarti bahwa field data yang sama (misal: alamat seseorang) muncul berkali-kali dalam file yang berbeda dan terkadang dalam format yang berbeda. Dalam sistem pemrosesan yang lama, file-file yang berbeda akan mengulang data yang sama sehingga memboroskan ruang penyimpanan.
Integritas Data Meningkat
Integritas data berarti data itu akurat, konsisten dan terbaru. Dalam sistem lama, ketika ada perubahan dalam sebuah file, perubahan ini tidak perlu dibuat dalam file lain. Akibatnya, beberapa laporan memiliki informasi yang tidak akurat. Dalam DBMS, berkurangnya pengulangan berarti meningkatkan kesempatan integritas data, karena semua perubahan hanya dilakukan di satu tempat.
Keamanan Meningkat
Meskipun berbagai departemen bisa berbagi pakai data, namun akses ke informasi bisa dibatasi hanya untuk pengguna tertentu. Hanya dengan menggunakan password maka informasi finansial, medis, dan nilai mahasiswa dalam database sebuah universitas tersedia hanya bagi mereka yang memiliki hak untuk mengetahuinya.
Kemudahan Memelihara Data
DBMS menawarkan prosedur standar untuk menambahkan, mengedit dan menghapus rekaman, juga untuk memvalidasi pemeriksaan untuk memastikan bahwa data yang tepat sudah dimasukkan dengan benar dan lengkap ke dalam masing-masing jenis field. Utilitas backup data membantu memastikan tersedianya data jika terjadi kegagalan sistem primer.
Tiga komponen utama yang terdapat dalam DBMS adalah:
Kamus Data
Atau biasa disebut repositori, adalah dokumen atau file yang menyimpan definisi data dan deskripsi struktur data yang digunakan dalam database. Kamus data tidak memuat data aktual database, namun hanya informasi untuk mengelolanya. Tanpa kamus data, DBMS tidak dapat mengakses data dari database. Kamus data menentukan pengaturan dasar database dan memuat dafta semua file ke dalam database, jumlah record setiap file, dan namna serta tipe masing-masing field. Kamus data juga membantu melindungi keamanan database dengan mengindikasikan siapa saja yang memiliki hak untuk mengaksesnya.
Utilitas
Adalah program yang membantu Anda untuk dapat memperoleh database dengan cara menciptakan, mengedit, dan menghapus data, record dan file. Dengan utilitas ini Anda dapat memonitor jenis data yang dimasukkan dan memilah database Anda berdasarkan key field; melakukan pencarian serta mengatur informasi juga menjadi lebih mudah.
Penghasil Laporan
Adalah program untuk menghasilkan dokumen yang terlihat pada layar atau yang dicetak dari semua atau sebagian database.

Administator Database
Database Administator (DBA) mengatur semua aktivitas yang berhubungan dengan dan yang diperlukan untuk sebuah database organisasi. Ia memastikan bahwa database mempunyai kemampuan untuk diperbaiki, mempunyai integritas, keamanan, ketersediaan, keandalan, dan performa. DBA menentukan hak akses pengguna; membuat standar, petunjuk dan prosedur kontrol; membantu menentukan prioritas permintaan; menentukan kebutuhan pengguna; dan mengembangkan dokumentasi pengguna dan prosedur input. DBA juga menangani masalah keamanan dan membuat serta memberlakukan kebijakan mengenai privasi pengguna.

SISTEM PERSAMAAN LINIER

1.SISTEM PERSAMAAN LINIER DENGAN METODE ELIMINASI GAUSS
-2X1 2X2 1X3 3X4 = 17
3X1 -5X2 2X3 2X4 = 7
4X1 2X2 3X3 2X4 = 24
1X1 -3X2 2X3 -1X4 = -3
1.Metode Eliminasi Gauss
-2 2 1 3 17 b1x -1/2
3 -5 2 2 7
4 2 3 2 24
1 -3 2 -1 -3

1 -1 -1/2 -3/2 -17/2
3 -5 2 2 7 b2 -3.b1
4 2 3 2 24 b3 -4.b1
1 -3 2 -1 -3 b4 -b1
1 -1 -1/2 -3/2 -17/2
0 9 1/2 3/2 68/2 b2 x (1/9)
0 2 1/2 3 -170
0 -2 5/2 -10/2 - 280/51
1 -1 -1/2 -3/2 -17/2
0 1 1/18 3/8 34/9
0 2 1/2 3 -170 b3 – 4 .b2
0 -2 5/2 -10/2 - 280/51 b4 -17/2. b2

1 -1 -1/2 -3/2 -17/2
0 1 1/18 3/8 34/9
0 0 3/18 3/8 -5848/9 b3x 18/3
0 0 7/60 26/5 333217/630

1 -1 -1/2 -3/2 -17/2
0 1 1/18 3/8 34/9
0 0 1 9/4 -23392/3
0 0 7/60 26/5 630/280 b4-7/60 .b3

1 -1 -1/2 -3/2 -17/2 b1+3/2 . b4
0 1 1/18 3/8 34/9 b2- 3/8. b4
0 0 1 9/4 -23392/3 b3-9/4. b4
0 0 0 1881/1456 800/200

1 -1 -1/2 0 -595/204 b1+1.b2
0 1 1/18 0 181141/2040
0 0 1 0 -23399/200
0 0 0 1 4

1 0 -1/2 0 x1 - 70197/200
0 1 1/18 0 x2 46798/200
0 0 1 0 x3 23399/200
0 0 0 1 x4 4

x1+x2+x3-3/2x4 = 70197/200
x2+1/18-3/2x4= 46798/200
x3+9/4x4=23399/200
x4= 4
x3+9/4x4 = 70197/200
x3+9/4(4)=23399/200
x3+36/4=23399/200
x3=23399/200-36/4
x3=3

x2+1/18x3+3/8x4 = 46798/200
x2+1/18(3)+ +3/8(4) = 46798/200
x2+3/18+ +12/8= 46798/200
x2= 46798/200+51/12
x2=2
x1+x2+x3-3/2x4 = 70197/200
x1+2+3-3/2(4) = 70197/200
x1+5+12/2 = 70197/200
x1= 70197/200-7/2
x1=1


2. SISTEM PERSAMAAN LINEAR DENGAN METODE ELIMINASI GAUSS JORDAN
-2 2 1 3 17 b1x -1/2
3 -5 2 2 7
4 2 3 2 24
1 -3 2 -1 -3

1 -1 -1/2 -3/2 -17/2
3 -5 2 2 7 b2 -3.b1
4 2 3 2 24 b3 -4.b1
1 -3 2 -1 -3 b4 -b1

1 -1 -1/2 -3/2 -17/2
0 9 1/2 3/2 68/2 b2 x (1/9)
0 2 1/2 3 -170
0 -2 5/2 -10/2 - 280/51
1 -1 -1/2 -3/2 -17/2
0 1 1/18 3/8 34/9
0 2 1/2 3 -170 b3 – 4 .b2
0 -2 5/2 -10/2 - 280/51 b4 -17/2. b2

1 -1 -1/2 -3/2 -17/2
0 1 1/18 3/8 34/9
0 0 3/18 3/8 -5848/9 b3x 18/3
0 0 7/60 26/5 333217/630

1 -1 -1/2 -3/2 -17/2
0 1 1/18 3/8 34/9
0 0 1 9/4 -23392/3
0 0 7/60 26/5 630/280 b4-7/60 .b3

1 -1 -1/2 -3/2 -17/2 b1+3/2 . b4
0 1 1/18 3/8 34/9 b2- 3/8. b4
0 0 1 9/4 -23392/3 b3-9/4. b4
0 0 0 1881/1456 4

1 -1 -1/2 0 -595/204 b1+1.b2
0 1 1/18 0 181141/2040
0 0 1 0 -23399/200
0 0 0 1 4

1 -1/2 -1 0 - 70197/200 b1+1/2.b3
0 1 8 4 46798/200 b2-1/18.b3
0 0 1 0 23399/200
0 0 0 1 4

1 0 0 0 1 x1 = 1
0 -1 0 0 2 x2 = 2
0 0 1 0 3 x3 = 3
0 0 0 1 4 x4 = 4










III. DETERMINAN DENGAN DEKOMPOSISI LU
-2 2 1 3 2 0 0 0 1 -1 -1/2 -1/2
3 -5 2 2 = 3 5/3 0 0 X 0 1 63/8 9/6
2 2 3 2 4 6 63 0 0 0 1 131
5 -3 2 -1 1 4 212 30502 0 0 0 1

A11 = L11 .1 A12 = L11 . U12 A13 = L11 . U13
-2 =.L11 A12 = -2. U12 1 = -2.U13
U12 = -1 U13= 1/-2
A14 = L11.U14 A21 = L21.1 A22 = L21.U12+L22.1
3 = -2. L14 3 = L21 -5 = 3 . -1 + L22
U14= -3/2 L21 = 3 -5 = -3+L22
L22 = 5/3
A 23 = L21.U13+L22.U23 A24 = L21.U14+L22.U24
2 = 3.(- ½)+5/3.U23 2 = 3 - 3/2 + 5/3. U24
2 =-3/2-5/3.U23 2 = 9/2 + 5/3 . U24
2 = 12/15.U23 2- 9/2 = 5/3 .U24
U23 = 63/8 77/18 = 5/3.U24
U24 = 77/18 - 5/3
U24 = 9/6
U31 = L31.1 U32 = L31. U12 + L32. 1
4 = L31 2 = 4 . (-1) + L32 . 1
L31 =4 L32 = 4 + 2 .1
L32 = 6
U33 = L31 . U13 + L32 . U23.1 A 34 = L31. U14+ L32. U34
3 = 4 . – ½ + 6 . 63/8 . U23 2= 4 . 3 + 6 . 9 + 63 . U34
3 = - 4/2 + 126 + L33 2= 12 + 54 + 63
3 - 4/2 = 126 2= 129
- 1/2 = 126 U34 = 2 + 129
- 1/2 +126 =L33 U34 = 131
L33 = 63
A 41=L41.1 A 43 = L41 . U13 + L42 . 1
1 = L41 2= 1 . -2 + 4 . 63 + L43
L41 = 1 2= -2 + 252
A 42 = L41.U12 + L42 . 1 2 + 252 = L43
-3 = 1 – 1 + L42 L43 = 254
L42 = 3 + 1
L42 = 4


IV. DETERMINAN DENGAN EXPANSI KOFAKTOR / ELIMINASI PEMBENTUK MATRIK MINOR
-2X1 2X2 1X3 3X4
3X1 -5X2 2X3 2X4
4X1 2X2 3X3 2X4
1X1 -3X2 2X3 -1X4

Penyelesaian :
-2 2 1 3 + - + -
3 -5 2 2 - + - +
4 2 3 2 + - + -
1 -3 2 -1 + - + -
A. Determinan Sepanjang Garis
Det : - 2 -5 2 2 - 2 3 2 2 1 3 -5 2 - 3 3 -5 1
2 3 2 4 3 2 4 2 3 4 2 3
-3 2 1 1 2 1 1 -3 1 1 -3 2
= -2 . -5 3 2 -2 . -2 2 2 -2 . 2 2 3 -2 . 3 3 2
2 1 -3 1 -3 2 2 1
-2 . -2 4 2 -2 . 2 4 3 1 . 3 2 3 1 . 5 4 3 1. 2 4 2
1 1 1 2 -3 1 1 1 1 -3
-3 . 3 2 3 -3 . 5 4 3 -3 . 2 4 2
-3 2 1 2 1 -3
= 10 (3 - 4)+4 (2 + 8) – 4 (4+9) -6 (3-4) + 4(4-2) -4 (8-3) +3 (2+9) +5 (4-3)
+2 (-12-2) -9 (4+9) -15 (8-3) -6 (-12-2)
= 10 (-1)+4 (10)-4 (13)-6 (-1) +4 (2) -4 (5)+3 (11)+5 (1)+2 (-14)-9 (13)
-15 (5)-6 (-14)
= -10 +40-52+6+8-20+33+5-28-117-75+84
= 172
B. Determinan Sepanjang Kolom I
Det:
-2 -5 2 2 -3 2 1 3 4 2 1 3 -1 2 1 3
2 3 2 2 3 2 -5 2 2 -5 2 2
-3 2 1 -3 2 1 -3 2 1 2 3 2
= -2 . -5 3 2 -2 . -2 2 2 -2 . -3 2 2 -3 . 2 3 2
2 1 2 1 3 2 2 1
-3 . -2 1 3 -3 . -3 1 3 4 . 2 2 2 4 . -5 1 3 4 . -3 1 3
3 1 3 2 2 1 2 1 2 2
-1 . 2 2 2 -1 . -5 1 3 -1 . 2 1 3
3 2 3 2 2 2

= 10 (3 - 4)+4 (2 -4) +6 (4+6) -6 (3-4) +6 (1-4) +9 (2-9) +8 (2-4) -20 (1-6)
-12 (2-6) -2 (4-6) +5 (2-9) -2 (2-6)
= 10 (-1)+4 (-2)+6 (-2)-6 (-1) +6 (-5) +9 (-7)+8 (-2)-20 (-5)-12 (-4)-2 (-2)
+5 (-7)-2 (-4)
= -10-4-12+6-30-63-16+100+48+4-35+8
= 172
V.DETERMINAN DENGAN METODE CHIO
-2X1 2X2 1X3 3X4
3X1 -5X2 2X3 2X4
4X1 2X2 3X3 2X4
1X1 -3X2 2X3 -1X4

Penyelesaian:
-2 2 1 3
3 -5 2 2
4 2 3 2
1 -3 2 -1



det = 1/-2 4-2 -2 2 -2 1 -2 3
3 -5 3 2 3 2
-2 2 -2 1 -2 3
4 2 4 3 4 2
-2 2 -2 1 -2 3
1 -3 1 2 1 -1

Det = 1/-22 4 -7 -13
12 -10 -16
4 -5 -1

Det = 1/-2 . 1/42-2 4 -7 4 - 13
12 -10 12 - 16
4 - 7 4 - 13
4 - 5 4 - 1

Det= 1/8 44 92 Det= 1/8 ( 2112 – 736 )
8 48 Det= 1/8 ( 1376 ) = 172


3. OPERASI BARIS ELIMINASI (OBE) DENGAN REDUKSI BARIS

-4 2 4 2 1 0 0 0 b1 x -1/4
4 -3 4 2 0 1 0 0
2 3 3 2 0 0 1 0
5 6 -3 2 0 0 0 1

1 -1/2 -1 -1/2 -1/4 0 0 0
4 -3 4 2 0 1 0 0 b2 – 4 b1
2 3 3 2 0 0 1 0 b3 – 2 b1
5 6 -3 2 0 0 0 1 b4 – 5 b1


1 -1/2 -1 -1/2 -1/4 0 0 0
0 -1 8 4 1 1 0 0 b2 x (-1)
0 4 5 3 1/2 0 1 0
0 17/2 2 9/2 5/4 0 0 1

1 -1/2 -1 -1/2 -1/4 0 0 0
0 1 -8 -4 -1 -1 0 0
0 4 5 3 1/2 0 1 0 b3 – 4 b2
0 17/2 2 9/2 5/4 0 0 1 b4 - 17/2 b2

1 -1/2 -1 -1/2 -1/4 0 0 0
0 1 -8 -4 -1 -1 0 0
0 0 37 19 9/2 4 1 0 b3 x 1/37
0 0 70 77/2 39/4 17/2 0 1

1 -1/2 -1 -1/2 -1/4 0 0 0
0 1 -8 -4 -1 -1 0 0
0 0 1 19/37 9/74 4/37 1/37 0
0 0 70 77/2 39/4 17/2 0 1 b4 x 70 b3

1 -1/2 -1 -1/2 -1/4 0 0 0
0 1 -8 -4 -1 -1 0 0
0 0 1 19/37 9/74 4/37 1/37 0
0 0 0 184/74 183/148 69/74 -70/74 1 b4 x 74/189

1 -1/2 -1 -1/2 -1/4 0 0 0 b1 + 1/2 b4
0 1 -8 -4 -1 -1 0 0 b2 + 4 b4
0 0 1 19/37 9/74 4/37 1/37 0 b3 -140/189 b4
0 0 0 1 183/378 69/189 -140/189 74/189

AKUNTANSI BIAYA DAN PENGERTIAN BIAYA

BAB 1
AKUNTANSI BIAYA DAN PENGERTIAN BIAYA

Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe: akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri yang terpisah dari dua tipe akuntansi tersebut di atas, namun merupakan bagian dari keduanya.

AKUNTANSI KEUANGAN DAN AKUNTANSI MANAJEMEN
Akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen memiliki dua kesamaan:
1. Kedua tipe akuntansi tersebut merupakan sistem pengolah informasi yang menghasilkan informasi keuangan.
2. kedua tipe akuntansi tersebut berfungsi sebagai penyedia informasi keuangan yang bermanfaat bagi seseorang untuk pengambilan keputusan.

Perbedaan pokok antara akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen terletak pada:
Akuntansi Keuangan Akuntansi Manajemen
1. Pemakai Utama Para manajer puncak dan pihak Para manajer dari berbagai
Luar perusahaan jenjang org anisasi
2. Lingkup informasi Perusahaan secara keseluruhan Bagian dari perusahaan
3. Fokus informasi Berorientasi pada masa yang lalu Berorientasi pada masa yang
akan datang
4. Rentang waktu Kurang fleksibel. Biasanya men- Fleksibel, bervariasi dari
harian, mingguan, bulanan
bahkan dapat mencakup
periode 10 tahun
5. Kriteria bagi informasi Dibatasi oleh prinsip akuntansi Tidak ada batasan, kecuali
Akuntansi yang lazim manfaat yang dapat
diperoleh oleh manajemen
dari informasi dibandingkan
dengan pengorbanan untuk
memperoleh informasi
tersebut
6. Disiplin sumber Ilmu ekonomi Ilmu ekonomi dan psikologi
sosial
7. Isi laporan Laporan berupa ringkasan menge- Laporan bersifat rinci me-
nai perusahaan sebagai keseluruhan ngenai bagian dari
perusahaan
8. Sifat informasi Ketepatan informasi merupakan Unsur taksiran dalam
Hal yang penting informasi adalah besar

Gambar 1.1
Perbedaan Antara Akuntansi Keuangan dengan Akuntansi Manajemen

AKUNTANSI BIAYA MERUPAKAN BAGIAN DARI AKUNTANSI KEUANGAN DAN AKUNTANSI MANAJEMEN
Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, peggolongan peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara tertentu, serta penafsiran terhadapnya. Obyek kegiatan akuntansi biaya adalah biaya.
Akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok: penentuan harga pokok produk, pengendalian biaya, dan pengambilan keputusan khusus.
BIAYA
Biaya adalah merupakan obyek yang dicatat, digolongkan, diringkas dan disajikan oleh akuntansi biaya.
Dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.
Ada 4 unsur pokok dalam definisi biaya tersebut di atas:
1. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi,
2. Diukur dalam satuan uang,
3. Yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi,
4. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu.

STRUKTUR ORGANISASI DAN PROSES PRODUKSI SUATU PERUSAHAAN MANUFAKTUR
Umumnya akuntansi biaya yang diterapkan dalam perusahaan manufaktur lebih kompleks bila dibandingkan dengan yang diterapkan dalam perusahaan jasa.

Struktur Organisasi
Perusahaan manufaktur mempunyai kegiatan pokok mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Dua fungsi pokok yangt biasanya terdapat dalam perusahaan manufaktur adalah fungsi produksi (mengolah bahan baku menjadi produk jadi) dan fungsi pemasaran (bertugas memasarkan produk) dan untuk mengkoordinasi kedua fungsi pokok tersebut dibentuk fubgsi ketiga, yaitu fungsi administrasi dan umum.


Gambar 1.2 Struktur Organisasi Suatu Perusahaan Kertas

Secara singkat, pabrik kertas mengolah bahan baku berupa jerami, merang atau bagasee (ampas tebu).
Bahan baku ini mula-mula diolah dalam Bagian Pulp.
Jerami, merang, atau ampas tebu ini dicampur dengan bahan penolong pokok dalam Bagian Pulp untuk dijadikan bubur atau pulp.
Pulp ini kemudian dikirim ke Bagian Kertas untuk diolah lebih lanjut menjadi kertas.
Bahan baku tambahan yang dimasukkan dalam proses produksi di Bagian Kertas adalah pulp kayu (woodpulp).
Bagian penolong yang digunakan anatara lain adalah tepung tapioka, kaolin, zat warna.
Kertas yang dihasilkan dari proses produksi Bagian Kertas kemudian dikirim ke Bagian Penyempurnaan untuk disetrika dan dipotong sesuai dengan ukuran standarnya dan dibungkus.
Setelah selesai diproses di Bagian Penyempurnaan, kertas yang sudah terbungkus kemudian dikirim ke Bagian Gudang, disimpan sementara menanti saat pengiriman kepada pembeli.
Bagian Pulp, Bagian Kertas dan bagian Penyempurnaan disebut dengan departemen produksi (production departements), yaitu bagian yang mengolah bahan baku menjadi produk jadi.
Untuk membantu Bagian Pulp, Kertas dan Bagian Penyempurnaan dalam mengolah bahan baku menjadi produksi kertas, dibentuk bagian-bagian lain misalnya : Bagian Pemeliharaan, Bagian Pembangkit Tenaga Uap, bagian Pembangkit Tenaga Listrik, bagian Gudang, bagian Pembelian. Bagian-bagian ini disebut dengan departemen pembantu (service departments) yang fungsinya menghasilkan jasa untuk memperlancar proses pengolahan bahan baku yang dilakukan di departemen-departemen produksi.

CARA PENGGOLONGAN BIAYA
Dalam akuntansi biaya, biaya digolongkan dengan berbagai macam cara. Umumnya penggolongan biaya ini ditentukan atas dasar tujuan yang hendak dicapai dengan penggolongan tersebut, karena dalam akuntansi ini dikenal konsep : “different costs for different purposes”.

Ada lima cara penggolongan biaya, yaitu penggolongan biaya menurut :
1.Objek pengeluaran.
2. Fungsi pokok dalam perusahaan.
3. Hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai.
4. Perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan.
5. Jangka waktu manfaatnya.

Penggolongan Biaya Menurut Obyek Pengeluaran, nama obyek pengeluaran merupakan dasar penggolongan biaya. Misalnya nama obyek pengeluaran adalah bahan bakar, maka semua pengeluaran yang berhubungan dengan bahan bakar disebut “biaya bahan bakar”

Penggolongan Biaya Menurut Fungsi Pokok dalam Perusahaan, dalam perusahaan manufaktur, ada tiga fungsi pokok, yaitu fungsi produksi, fungsi pemasaran, dan fungsi administrasi & umum. Oleh karena itu dalam perusahaan manufaktur, biaya dapat dikelompokkan menjadi tiga:
1. Biaya produksi, merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produksi yang siap dijual.
2. Biaya pemasaran, merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk,
3. Biaya adfministrasi dan umum, merupakan biaya-biaya untuk mengkoordinasi kegiatan produksi dan pemasaran produk.

Jumlah biaya pemasaran dan biaya administrasi dan umum sering pula disebut dengan istilah biaya komersial (commercial expenses).

Penggolongan Biaya Menurut Hubungan Biaya dengan Sesuatu yang Dibiayai
Sesuatu yang dibiayai dapat berupa produk atau departemen, dua golongan:
1. Biaya langsung (direct cost).
2. Biaya tak langsung (indirect cost).

Dalam hubungannya dengan produk, biaya produksi dibagi menjadi dua: biaya produksi langsung dan biaya produksi tak langsung. Dalam hubungannya dengan departemen, biaya dibagi menjadi dua golongan: biaya langsung departemen dan biaya tak langsung departemen.

Biaya langsung. Biaya yang terjadi, yang penyebabnya satu-satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai. Biayai produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya langsung departemen adalah semua biaya yang terjadi di dalam departemen tertentu.

Biaya tak langsung. Biaya yang terjadinya tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya tak langsung dalam hubungannya dengan produk disebut dengan istilah biaya produksi tak langsung atau biaya overhead pabrik. (factory overhead costs).

Penggolongan Biaya Menurut Perilakunya dalam Hubungannya dengan Perubahan Volume Kegiatan.
1. Biaya Variabel
2. Biaya semivariabel
3. Biaya semitetap
4. Biaya tetap.

Penggolongan Biaya Atas Dasar Jangka Waktu Manfaatnya.
1. Pengeluaran Modal (capital expenditure), adalah biaya yang mempunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi (biasanya satu tahun).Pengeluaran modal ini pada saat terjadinya dibebankan sebagai harga pokok aktiva, dan dibebankan dalam tahun-tahun yang menikmati manfaatnya dengan cara didepresiasi, diamortisasi atau deplesi.
2. Pengeluaran pendapatan (revenue expenditure), adalah biaya yang hanya mempunyai masa manfaat dalam periode akuntansi terjadinya pengeluaran tersebut.

METODE PENGUMPULAN HARGA POKOK PRODUK

Cara memproduksi produk dapat dibagi menjadi dua macam: produksi atas dasar pesanan (contoh: perusahaan percetakan ,mebel, dok kapal), dan produksi massa (contoh: produsen semen, pupuk, makanan ternak, telur ayam broiler).
Perusahaan yang berproduksi berdasar pesanan, mengumpulkan harga pokok produknya dengan menggunakan metode harga pokok pesanan (job order cost method), sedangkan perusahaan yang berproduksi massa, mengumpulkan harga pokok produknya dengan menggunakan metode harga pokok proses (process cost method).

PERBANDINGAN LAPORAN RUGI LABA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DENGAN LAPORAN RUGI LABA PERUSAHAAN DAGANG.

Laporan keuangan merupakan hasil proses akuntansi

Kegiatan perusahaan dagang berupa pembelian barang dagangan dariperusahaan lain dan penjualan barang dagangan tersebut kepada konsumen atau perusahaan manifaktur.

Pengorbanan dari perusahaan dagang:

1. Pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh barang dagangan dari perusahaan lain. Pengorbanan ini dikelompokkan dengan judul “harga pokok penjualan”
2. Pengorbanan sumber ekonomi untuk kegiatan pemasaran barang dagangan. Pengorbanan ini dikelompokkan dengan judul “biaya pemasaran”
3. Pengorbanan sumber ekonomi untuk kegiatan selain perolehan barang dagangan dan pemasaran barang dagangan. Pengorbanan ini dikelompokkan dengan judul “biaya administrasi dan umum”


PT Eliona Sari
Laporan Rugi-Laba
Untuk Tahun Yang Berakhir tanggal 31 Desember 19X1
(angka dalam ribuan rupiah)
Pendapatan penjualan 500.000

Harga pokokpenjualan:

Persediaan awal 25.000
Pembelian 290.000
Harga pokok barang yang tersedia untuk dijual 315.000
Persediaan akhir 20.000
Harga pokok penjualan 295.000
Laba bruto 205.000

Biaya usaha:


Biaya administrasi & umum 56.000
Biaya pemasaran 75.000
131.000
Laba bersih usaha 74.000
Pendapatan di luar usaha 3.000
Laba bersih sebelum pajak 71.000
Pajak penghasilan 35% 24.850
Laba bersih setelah pajak 46.150
======



Gambar 1.3 Laporan Rugi Laba Perusahaan Dagang
Kegiatan perusahaan manufaktur terdiri dari pengolahan bahan baku menjadi produk jadi dan penjualan produk tersebut kepada konsumen atau perusahaan manufaktur lain.
Pengorbanan dari perusahaan manufaktur:
1. Pengorbanan sumber ekonomi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi. Pengorbanan ini dikelompokkan dengan judul “biaya produksi” dan dirinci menjadi: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.
2. Pengorbanan sumber ekonomi untuk kegiatan pemasaran produk jadi. Pengorbanan ini dikelompokkan dengan judul “biaya pemasaran”
3. Pengorbanan sumber ekonomi untuk kegiatan selain produksi dan pemasaran produk. Pengorbanan ini dikelompokkan dengan judul “biaya administrasi dan umum”

PT Karya Puspita
Laporan Rugi-Laba
Untuk Tahun Yang Berakhir tanggal 31 Desember 19X1
(angka dalam ribuan rupiah)

Pendapatan penjualan 500.000

Harga pokokpenjualan:
Persediaan awal produk jadi 25.000

Harga pokok produksi:

Persediaan produk dalam proses awal 10.000
Biaya produksi 50.000
Biaya bahan baku 60.000
Biaya overhead pabrik 75.000
185.000
195.000
Persediaan produk dalam proses akhir 15.000
Harga pokok penjualan 180.000
Harga pokok produk yang tersdia untuk dijual 205.000
Persediaan akhir 20.000

Harga pokok penjualan 195.000
Laba bruto 305.000

Biaya usaha:
Biaya administrasi & umum 56.000
Biaya pemasaran 175.000
231.000
Laba bersih usaha 74.000
Pendapatan di luar usaha 3.000
Laba bersih sebelum pajak 71.000
Pajak penghasilan 35% 24.850
Laba bersih setelah pajak 46.150
======


Gambar 1.4. Laporan Rugi Laba Perusahaan Manufaktur
BAB 2
METODE HARGA POKOK PESANAN

SIKLUS AKUNTANSI BIAYA DALAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR

Siklus akuntansi biaya digambarkan melalui hubungan rekening-rekening buku besar.
Barang Dalam Proses: Digunakan untuk mencatat biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik
(debit), dan harga pokok produk jadi yang ditransfer
ke Bagian Gudang (kredit)

Persediaan Bahan Baku: Digunakan untuk mencatat harga pokok bahan
baku yang dibeli (debit), dan harga pokok bahan
baku yang dipakai dalam produksi (kredit)

Gaji dan Upah: Rekening ini merupakan rekening antara (clearing
account) yang digunakan untuk mencatat utang gaji
dan upah (debit) dan upah langsung yang digunakan
untuk mengolah produk (kredit).

Biaya Overhead Pabrik: Digunakan untuk mencatat biaya overhead pabrik
yang sesungguhnya terjadi (debit) dan yang
dibebankan kepada produk berdasarkan tarif (kredit).

Persediaan Produk Jadi: Digunakan untuk mencatat harga pokok produk jadi
yang ditransfer dari bagian produksi ke gudang
(debit), dan harga pokok produk yang dijual (kredit).























SIKLUS SIKLUS
PEMBUATAN PRODUK AKUNTANSI BIAYA




Gambar 2.1. Siklus Pembuatan Produk dan Siklus Akuntansi Biaya


Siklus akuntansi biaya yang digambarkan melalui hubungan rekening-rekening buku besar dapat dilihat pada gambar 2.2.


Gambar 2.2 Aliran Biaya Produksi dalam Rekening Buku Besar


KARAKTERISTIK METODE HARGA POKOK PESANAN
Karakteristik biaya produksi dalam suatu perusahaan dipengaruhi oleh karakteristik kegiatan produksi tersebut.

Karakteristik Usaha Perusahaan yang Produksinya Berdasarkan Pesanan
1. Proses pengolahan produk terjadi secara terputus-putus.
2. Produk dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan oleh pemesan.
3. Produksi ditujukan untuk memenuhi pesanan, bukan untuk mememnuhi persediaan di gudang.

Karakteristik Metode Harga Pokok Pesanan
Metode pengumpulan biaya produksi (metode harga pokompesanan) yang digunakan dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan adalah sbb.:
1. Digunakan jika perusahaan memproduksi berbagai macam produk sesuai dengan spesifikasi pemesan dan setiap jenis produk perlu dihitung harga pokoknya secara individual.
2. Biaya produksi harus dipisahkan menjadi dua golongan pokok: biaya produksi langsung dan biaya produksi tak langsung.
3. Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung, sedangkan biaya produksi tak langsung disebut dengan istilah biaya overhead pabrik.
4. Biaya produksi langsung diperhitungkan sebagai harga pokok pesanan tertentu berdasarkan biaya yang sesungguhnya terjadi, sedangkan biaya overhead pabrik diperhitungkan ke dalam harga pokok pesanan berdasarkan tarif yang ditentukan di muka.
5. Harga pokok per unit produk dihitung pada saat pesanan selesai diproduksi dengan cara membagi jumlah biaya produksi yang dikeluarkan untuk pesanan tersebut dengan jumlah unit produk yang dihasilkan dalam pesanan yang bersangkutan.


REKENING KONTROL DAN REKENING PEMBANTU
Akuntansi biaya menggunakan banyak rekening pembantu untuk merinci biaya-biaya produksi. Rekening-rekening pembantu (subsidiary account) ini dikontrol ketelitiannya dengan menggunakan rekening kontrol (controlling account) di dalam buku besar. Rekening kontrol menampung catatan yang bersumber dari jurnal, sedangkan rekening pembantu di gunakan untuk menampung catatatan yang bersumber dari dokumen sumber.

Untuk mencatat biaya di dalam akuntansi biaya digunakan rekening kontrol dan rekening pembantu berikut ini:
Rekening Kontrol Rekening Pembantu
Persediaan Bahan Baku Kartu Persediaan
Persediaan Bahan Penolong Kartu Persediaan
Barang Dalam Proses Kartu Harga Pokok
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Kartu Biaya
Biaya Administrasi dan Umum Kartu Biaya
Biaya Pemasaran Kartu Biaya




Gambar 2.3 Rekening Kontrol dan Rekening Pembantu

Karena transaksi terjadinya biaya yang dicatat dalam buku besar bersumber dari jurnal, maka dalam melaksanakan identifikasi transaksi yang terjadi, harus ditunjuk nama rekening yang harus didebit dan dikredit dalam buku besar. Oleh karena itu penggolongan transaksi pada waktu membuat jurnal selalu menyebut nama rekening yang bersangkutan dalam buku besar. Karena akuntansi biaya menggunkan berbagai rekening kontrol seperti tersebut di atas, maka setiap melakukan penjurnalan, harus ditunjuk nama rekening kontrol yang berdasarkan dalam buku besar.
Untuk mencatat biaya produksi, di dalam buku besar dibentuk rekening kontrol Barang Dalam Proses. Rekening ini dapat dipecah lebih lanjut menurut elemen harga pokok produk, sehingga ada tiga macam rekening Barang Dalam Proses berikut ini:

Barang Dalam Proses-Biaya Bahan Baku
Barang Dalam Proses- Biaya Tenaga Kerja Langsung
Barang Dalam Proses-Biaya Overhead Pabrik

Jika produk diolah melalui beberapa departemen produksi, rekening Barang Dalam Proses dapat dirinci lebih lanjut menurut departemen dan unsur harga pokok produk seperti contoh berikut:

Barang Dalam Proses-Biaya Bahan Baku Departemen A
Barang Dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja Langsung Departemen A
Barang Dalam Proses-Biaya Overhead Pabrik Departemen A

Barang Dalam Proses-Biaya Bahan Baku Departemen B
Barang Dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja Langsung Departemen B
Barang Dalam Proses-Biaya Overhead Pabrik Departemen B

Untuk mencatat biaya non produksi, dalam buku besar dibentuk rekening kontrol Biaya Administrasi dan Umum dan Biaya Pemasaran. Rekening Biaya Pemasaran digunakan untuk menampung biaya-biaya yang terjadi dalam fungsi pemasaran, sedangkan rekening Biaya Administrasi dan Umum digunakan untuk menampung biaya-biaya yang terjadi di fungsi administrasi dan umum (misalnya biaya yang terjadi di Bagian Akuntansi, Bagian Personalia, Bagian Hubungan Masyarakat, sekretariat, dan Bagian Pemeriksa Intern).
Untuk mencatat pemakaian bahan baku yang dipakai dalam pembuatan suatu produk, jurnal yang dibuat adalah:

Barang Dalam Proses XX
Persediaan Bahan Baku XX

dan bukan jurnal berikut ini:

Biaya Bahan Baku XX
Persediaan Bahan Baku XX
Karena rekening Biaya Bahan Baku tidak diselenggarakan dalam buku besar, melainkan dalam buku pembantu persediaan. Perhatikan jurnal-jurnal pencatatan biaya berikut ini yang menggunakan rekening kontrol:

Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya XX
Akumulasi Depresiasi Gedung XX

Untuk mencatat biaya depresiasi gedung pabrik.

Biaya Administrasi dan Umum XX
Kas XX
Untuk mencatat biaya telex.

Biaya Pemasaran XX
Akumulasi Depresiasi Kendaraan XX

Untuk mencatat biaya depresiasi kendaraan yang digunakan begian pemasaran.





Kartu Harga Pokok (Job Order Cost Sheet)
Kartu harga pokok berfungsi sebagai rekening pembantu, yang digunakan untuk mengumpulkan biaya produksi tiap pesanan produk. Biaya produksi untuk mengerjakan pesanan tertentu dicatat rinci di dalam kartu harga pokok pesanan yang bersangkutan.
Biaya produksi dipisahkan menjadi biaya produksi langsung terhadap pesanan tertentu dan biaya produksi tak langsung dalam hubungannya dengan pesanan tersebut.
Biaya produksi dicatat dalam kartu harga pokok pesanan yang bersangkutan secara langsung sedangkan biaya produksi tak langsung dicatat dalam kartu harga pokok berdasarkan suatu tarif tertentu.

Contoh kartu harga pokok dapat dilihat pada gambar 2.4

PT Eliona Sari
Yogyakarta

KARTU HARGA POKOK



No Pesanan : A-101 Pemesan : PT Rimendi
Jenis Produk : Undangan Sifat Pesanan : Segera
Tgl Pesanan : 02-Jan-86 Jumlah : 500 eksemplar
Tgl Selesai : 22-Jan-86 Harga Jual : Rp. 500.000


BIAYA BAHAN BAKU BIAYA TENAGA KERJA BIAYA OVERHEAD PABRIK
Tgl No BPBG Keterangan Jumlah Tgl No Kartu Jam Kerja Jumlah Tgl Jam Mesin Tarif Jumlah


Gambar 2.4 Kartu Harga Pokok









METODE HARGA POKOK PESANAN
Proses pengumpulan tiap elemen biaya produksi dengan menggunakan metode harga pokok pesanan. Di awali dengan prosedur pencatatan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik dan pencatatan harga pokok produk jadi yang ditransfer dari bagian produksi ke gudang.

Contoh:
PT Eliona berusaha dalam bidang percetakan.
Semua pesanan diproduksi berdasarkan spesifikasi dari pemesan, dan biaya produksi dikumpulkan menurut pesanan yang diterima.
Untuk dapat mencatat biaya produksi, tiap pesanan diberi nomor, dan setiap dokumen sumber dan dokumen pendukung diberi identitas nomor pesanan yang bersangkutan.
Dalam bulan Nopember 19X1, PT Eliona mendapat pesanan untuk mencetak undangan sebanyak 1.500 lembar dari PT Rimendi.
Harga yang dibebankan kepada pemesan tersebut adalah Rp 3.000 per lembar.
Dalam bulan yang sama perusahaan juga menerima pesanan untuk mencetak pamflet iklan sebanyak 20.000 lembar dari PT Oki dengan harga yang dibebankan kepada pemesan sebesar Rp 1.000 per lembar. Pesanan dari PT Rimendi diberi nomor 101 dan pesanan dari PT Oki diberi nomor 102.
Berikut ini adalah kegiatan produksi dan kegiatan lain untuk memenuhi pesanan tersebut.

1.Pembelian bahan baku dan bahan penolong. Pada tanggal 3 Nopember perusahaan
membeli bahan baku dan bahan penolong berikut ini:

Bahan Baku:

Kertas jenis X 85 ream @ Rp 10.000 Rp 850.000
Kertas jenis Y 10 roll @ Rp 350.000 3.500.000
Tinta jenis A 5 Kg @ Rp 100.000 500.000
Tinta jenis B 25 Kg @ Rp 25.000 625.000
Jumlah bahan baku yang dibeli Rp 5.475.000

Bahan Penolong:

Bahan penolong P 17 Kg @ Rp 10.000 Rp 170.000
Bahan penolong Q 60 liter @ Rp 5.000 300.000
Jumlah bahan penolong yang dibeli Rp 470.000
Jumlah total Rp 5.945.000
==========

Jurnal 1

Persediaan Bahan Baku Rp 5.475.000
Utang Dagang Rp 5.475.000

Jurnal 2

Persediaan Bahan Penolong Rp 470.000
Utang Dagang Rp 470.000

2.Pemakaian bahan baku dan penolong dalam produksi.

Bahan Baku untuk Pesanan No 101:

Kertas jenis X 85 ream @ Rp 10.000 Rp 850.000
Tinta jenis A 5 Kg @ Rp 100.000 500.000
Jumlah bahan baku untuk pesanan no.101 Rp1.350.000

Bahan Baku untuk Pesanan No 101:

Kertas jenis Y 10 roll @ Rp 350.000 Rp3.500.000
Tinta jenis B 25 Kg @ Rp 25.000 625.000
Jumlah bahan baku untuk pesanan no.102 Rp4.125.000
Jumlah bahan baku yang dipakai Rp5.475.000
==========
Pada saat memproses dua pesanan tersebut, perusahaan menggunakan bahan penolong sebagai berikut:

Bahan penolong P 10 kg @ Rp 10.000 Rp 100.000
Bahan penolong Q 40 liter @ Rp 5.000 200.000
Jumlah bahan penolong yang dipakai dalam produksi Rp 300.000
=========

Pencatatan pemakaian bahan baku dalam metode harga pokok pesanan dilakukan dengan mendebit rekening Barang Dalam Proses dan mengkredit rekening Persediaan Bahan Baku atas dasar dokumen bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang.
Pendebitan rekening Barang Dalam Proses ini diikuti dengan pencatatan rincian bahan baku yang dipakai dalam kartu harga pokok pesanan yang bersangkutan (lihat gambar 2.5 dan 2.6).






















PT Eliona Sari
Yogyakarta

KARTU HARGA POKOK



No Pesanan : 101 Pemesan : PT Rimendi
Jenis Produk : Undangan Sifat Pesanan : Segera
Tgl Pesanan : 02-Nop-86 Jumlah : 1500 eksemplar
Tgl Selesai : 22-Nop-86 Harga Jual : Rp. 4.500.000


BIAYA BAHAN BAKU BIAYA TENAGA KERJA BIAYA OVERHEAD PABRIK
Tgl No BPBG Keterangan Jumlah Tgl No Kartu Jam Kerja Jumlah Tgl Dasar Tarif Jumlah
Kertas X
Tinta A
Jumlah 850.000 900.000 B Tng kerja
500.000 langsung 150% 1.350.000

1.350.000 Jumlah 900.000 Jumlah 1.350.000

Jumlah Total Biaya Produksi adalah 3.600.000






Gambar 2.5. Kartu Harga Pokok Pesanan 101






















PT Eliona Sari
Yogyakarta

KARTU HARGA POKOK



No Pesanan : 102 Pemesan : PT Oki
Jenis Produk : Pamflet Iklan Sifat Pesanan : Biasa
Tgl Pesanan : 15-Nop-86 Jumlah : 20000 eksemplar
Tgl Selesai : 16-Des-86 Harga Jual : Rp. 20.000.000


BIAYA BAHAN BAKU BIAYA TENAGA KERJA BIAYA OVERHEAD PABRIK
Tgl No BPBG Keterangan Jumlah Tgl No Kartu Jam Kerja Jumlah Tgl Dasar Tarif Jumlah
Kertas Y
Tinta B




Jumlah 3.500.000 5.000.000 B Tng kerja
625.000 langsung 150% 7.500.000

4.125.000 Jumlah 5.000.000 Jumlah 7.500.000

Jumlah Total Biaya Produksi adalah 16.625.000






Gambar 2.6. Kartu Harga Pokok Pesanan 102





Jurnal untuk mencatat pemakaian bahan baku tersebut di atas adalah sebagai berikut:

Jurnal 3

Barang Dalam Proses-Biaya Bahan Baku Rp 5.475.000
Persediaan Bahan Baku Rp 5.475.000

Karena dalam metode harga pokok pesanan harus dipisahkan antara biaya produksi langsung dari biaya produksi tidak langsung, maka bahan penolong yang merupakan elemen biaya produksi tidak langsung dicatat pemakaiannya dengan mendebit rekening kontrol Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya.
Rekening Barang Dalam Proses hanya didebit untuk mencatat pembebanan biaya overhead pabrik berdasarkan tarif yang ditentukan di muka.

Jurnal pencatatan pemakaian bahan penolong adalah sebagai berikut:


Jurnal 4

Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Rp 300.000
Persediaan Bahan Penolong Rp 300.000


2. Pencatatan biaya tenaga kerja. Dalam metode harga pokok pesanan harus dipisahkan antara upah tenaga kerja langsung dengan upah tenaga kerja tak langsung.
Upah tenaga kerja langsung dicatat dengan mendebit rekening Barang Dalam Proses, dan dicatat pula dalam kartu harga pokok Pesanan yang bersangkutan.
Upah tenaga kerja tak langsung dicatat dengan mendebit rekening Biaya Pabrik Sesungguhnya.
Dari contoh di atas , misalnya biaya tenaga kerja yang dikeluarkan oleh departemen produksi adalah sbb.:

Upah langsung untuk pesanan no.101: 225 jam @ 4.000 Rp 900.000
Upah langsung untuk pesanan no. 102: 1.250 jam @ Rp 4.000 5.000.000
Upah tidak langsung 3.000.000
Jumlah Upah Rp 8.900.000
Gaji karyawan administrasi dan umum Rp 4.000.000
Gaji karyawan bagian pemasaran Rp 7.500.000
Jumlah Gaji Rp 11.500.000
Jumlah biaya tenaga kerja Rp 20.400.000
===========

Pencatatan biaya tenaga kerja yang dilakukan melalui 3 tahap berikut ini:
a. Pencatatan biaya tenaga kerja yang terutang oleh perusahaan,
b. Pencatatan distribusi biaya tenaga kerja,
c. Pencatatan pembayaran gaji dan upah.

a. Pencatatan biaya tenaga kerja yang terutang oleh perusahaan.

Jurnal 5

Gaji dan Upah Rp 20.400.000
Utang Gaji dan Upah Rp 20.400.000

b. Pencatatan distribusi biaya tenaga kerja.

Biaya enaga kerja langsung- dibebankan kepada pesanan yang bersangkutan
dengan mendebit rekening Barang Dalam Proses dan
mencatatnya dalam Kartu Harga Pokok pesanan yang
bersangkutan.
Biaya tenaga kerja tak langsung- merupakan elemen biaya produksi tak langsung dan
dicatat sebagai unsur biaya overhead pabrik serta
didebitkan dalam rekening Biaya Overhead Pabrik
Sesungguhnya.
Biaya tenega kerja non produksi- merupakan elemen biay non produksi dan dibebankan
ke dalam rekening kontrol Biaya Administrasi dan
Umum atau Biaya Pemesaran.
Jurnal distribusi biaya tenaga kerja atasdasar contoh di atas sbb.:

Jurnal 6

Barang Dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 5.900.000
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya 3.000.000
Biaya Administrasi dan Umum 4.000.000
Biaya Pemasaran 7.500.000
Gaji dan Upah Rp 20.400.000


c. Pencatatan pembayaran gaji dan upah.

Jurnal 7

Utang Gaji dan Upah Rp 20.400.000
Kas Rp 20.400.000

3. Pencatatan biaya overhead pabrik.
Dari contoh di atas, misalnya biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk atas dasar tarif sebesar 150% dari biaya tenaga kerja langsung. Dengan demikian biaya overhead pabrik yang dibebakan kepada tiap pesanan dihitung sbb.:

Pesanan no. 101 150% x Rp 90.000 Rp 1.350.000
Pesanan no 102 150% x Rp 5.000.000 Rp 7.500.000
Jumlah biaya overhead pabrik yang dibebankan Rp 8.850.000
===========

Jurnal untuk mencatat pembebanan biaya overhead pabrik kepada pesanan tersebut adalah sbb.:

Jurnal 8

Barang Dalam Proses – Biaya Overhead Pabrik Rp 8.850.000
Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan Rp 8.850.000

Misalnya biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi (selain biaya bahan penolong Rp 300.000 dan biaya tenaga kerja tak langsung sebesar Rp 3.000.000 seperti tersebut dalam jurnal no.4 dan no.6):

Biaya depresiasi mesin Rp 1.500.000
Biaya depresiasi gedung pabrik Rp 2.000.000
Biaya asuransi gedung pabrik dan mesin Rp 700.000
Biaya pemeliharaan mesin Rp 1.000.000
Biaya pemeliharaan gedung Rp 500.000
Jumlah Rp 5.700.000
===========

Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi tersebut adalah sbb.:

Jurnal 9

Biaya Overhead Pabrik sesungguhnya Rp 5.700.000
Akumulasi Depresiasi Mesin Rp 1.500.000
Akumulasi Depresiasi Gedung 2.000.000
Persekot Asuransi 700.000
Persediaan Suku Cadang 1.000.000
Persediaan Bahan Bangunan 500.000

Untuk mengetahui apakah biaya overhead pabrik yang dibebankan berdasar tarif menyimpang dari biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi, saldo rekening Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan ditutup ke rekening Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya.
Jurnal penutup tersebut:

Jurnal 10

Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan Rp 8.850.000
Biaya Overhead Sesungguhnya Rp 8.850.000

Selisih biaya overhead pabrik yang dibebakan kepada produk dengan biaya overhead yang sesungguhnya terjadi dalam suatu periode akuntansi ditentukan dengan menghitung saldo rekening Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya.
Setelah jurnal no. 10 dibukukan, saldo rekening Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya adalah sbb.:

Debit:

Jurnal 4 Rp 300.000
Jurnal 6 3.000.000
Jurnal 9 5.700.000
Jumlah debit Rp 9.000.000

Kredit:

Jurnal 10 Rp 8.850.000
Selisih pembebanan kurang (underapplied) Rp 150.000
===========

Selisih biaya overhead pabrik pada akhirnya dipindahkan ke rekening Selisih Biaya Overhead Pabrik.
Jika terjadi selisih pembebabnan kurang, maka dibuat jurnal:

Jurnal 11

Selisih Biaya Overhead Pabrik Rp 150.000
Biaya Overhead Sesungguhnya Rp 150.000




5.Pencatatan harga pokok produk jadi.
Pesanan yang telah selesai diproduksi ditransfer ke bagian gudang oleh bagian produksi. Harga pokok pesanan yang telah selesai diproduksi ini dapat dihitung dari informasi biaya yang dikumpulkan dalam kartu harga pokok pesanan yang bersangkutan.

Misal: Harga pokok pesanan no 101 dihitung sbb.:

Biaya bahan baku Rp 1.350.000
Biaya tenaga kerja langsung 900.000
Biaya overhead pabrik 1.350.000
Jumlah harga pokok pesanan no. 101 Rp 3.600.000

Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi tersebut adalah sbb.:

Jurnal 12

Persediaan Produk Jadi Rp 3.600.000
Barang Dalam Proses – Biaya Bahan Baku Rp 1.350.000
Barang Dalam Proses – Biaya Tenaga Kerja Langsung 900.000
Barang Dalam Proses – Biaya Overhead Pabrik 1.350.000


5. Pencatatan harga pokok produk dalam proses. Pada akhir periode kemungkinan terdapat pesanan yang belum selesai diproduksi. Biaya yang telah dikeluarkan untuk pesanan tersebut dapat dilihat dalam kartu harga pokok pesanan yang bersangkutan. Kemudian dibuat jurnal untuk mencatat persediaan produk dalam proses dengan mendebit rekening Persediaan Produk Dalam Proses dan mengkredit rekening Barang Dalam proses. Misalnya dari contoh di atas, pesanan no 102 pada akhir periode akuntansi belum selesai dikerjakan. Harga pokok pesanan no. 102 dapat dihitung dengan menjumlah biaya-biaya produksi yang telah dikeluarkan sampai dengan akhir bulan Nopember 1986 yang telah dicatat dalam kartu harga pokok pesanan tersebut (lihat gambar 2.6). Jurnal untuk mencatat harga pokok pesanan yang belum selesai adalah sebagai berikut :
Jurnal 13

Persediaan Produk Dalam Proses Rp. 16.625.000
Barang Dalam Proses – Biaya Bahan Baku Rp. 4.125.000
Barang Dalam Proses – Biaya Tng Kerj langsung Rp. 5.000.000
Barang Dalam Proses – Biaya Overhead Pabrik Rp. 7.500.000

6. Pencatatan harga pokok produk yang dijual. Harga pokok produk yang diserahkan kepada pemesan dicatat dalam rekening harga Pokok Penjualan dan rekening Persediaan Produk Jadi. Dari contoh diatas, jurnal untuk mencatat harga pokok pesanan 101yang diserahkan kepada pemesan adalah sebagai berikut :
Jurnal 14

Harga Pokok Penjualan Rp. 3.600.000
Persediaan Produk Jadi Rp. 3.600.000


7. Pencatatan pendapatan penjualan produk. Pendapatan yang diperoleh dari penjualan produk kepada pemesan dicatat dengan mendebit rekening Piutang Dagang dan mengkredit rekening Hasil Penjualan. Pada awal contoh ini telah disebutkan bahwa pesanan 101 berupa pesanan 1500 lembar undagan dengan harga jual Rp. 1500 per lembar atau harga total Rp. 4.500.000. Jurnal yang dibuat untuk mencatat piutang kepada pemesan adalah sebagai berikut :
Jurnal 15

Piutang Dagang Rp. 4.500.000
Hasil Penjualan Rp. 4.500.000